بسم الله الرحمن الرحيم

Jumat, 14 Agustus 2009

Khutbah Jum'at

KEMERDEKAAN HAKIKI, KEMENANGAN ABADI
D.R. Rahman
Khutbah Pertama
الحمد لله رب العالمين, نحمده حمدا كما ينبغي لكرم وجهه وعز جلاله, ونستعينه استعانة من لا حول له ولا قوة إلا به, ونستهديه بهداه الذي لا يضل من أنعم به عليه, ونستغفره لما أزلفنا وأخرنا استغفار من يقر بعبوديته. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له, وأن محمدا عبده ورسوله, صلى الله عليه وعلى اله وصحبه وسلم. وبعد.
قال الله تعالى: "يأيها الذين امنوا اتقواالله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون"
"يأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدا, يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً"
قال الرسول: "فإن أصدق الحديث كتاب الله, وخير الهدي هدي محمد, وشر الأمور محدثاتها, وكل محدثة بدعة, وكل ضلالة فى النار"

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah..
Saat ini kaum muslimin Indonesia menghadapi 2 moment besar. Tidak lama lagi bangsa Indonesia akan merayakan hari kemerdekaan yang ke-64 pada tanggal 17 Agustus 2009 dan menyambut kemenangan bulan suci ramadhan 1430 H. Kemerdekaan Indonesia telah berumur 64 tahun, tentu bukan umur yang muda dalam bentangan sejarah. Tetapi patut disayangkan, kemerdekaan yang diraih dari penjajahan Belanda selama 350 tahun ditambah 3,5 tahun oleh Jepang dahulu, kini hanyalah dikenang, bukan disyukuri oleh mayoritas anak bangsa. Terbukti hari ini kita lihat, banyak masyarakat, khususnya kaum muda yang memaknai kemerdekaan hanya sebatas penciptaan suasana ramai, meriah, dan gebyar dengan hura-hura dan foya-foya. Sebaliknya, semangat juang yang terkandung di dalamnya nyaris terlupakan. Begitu pula dengan bulan kemenangan, bulan ramadhan, yang hanya setahun sekali kita temui, kadang bukan dijadikan waktu untuk memanen pahala, tetapi hanya waktu menahan lapar dan dahaga semata.

Hari kemerdekaan Indonesia ke-64 dan bulan kemenangan ramadhan 1430 H menarik untuk kita renungkan. Sebuah kemerdekaan tidak mungkin diraih tanpa adanya kemenangan, kemenangan mustahil didapat tanpa adanya perjuangan, perjuangan tidak akan berarti tanpa adanya kebersamaan dan persaudaraan, persaudaraan tidak mungkin tercapai tanpa ketulusan, dan ketulusan tidak berfaedah tanpa didasari ilmu. Allah berfirman,

والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا وإن الله لمع المحسنين

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Qs. Al-‘Ankabūt: 69)

Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai luhur ilmu, ketulusan, kebersamaan, persaudaraan, perjuangan, kemenangan, dan kemerdekaan. Kemerdekaan dalam Islam adalah kemerdekaan sejati manusia, kemerdekaan yang membebaskan, yaitu membebaskan penghambaan manusia kepada manusia, nafsu, dan cinta dunia kepada penghambaan manusia kepada Allah ta’ala. Oleh karena itu, kemerdekaan sejati hanya akan didapatkan apabila kita bisa mengimani, mengilmui, mengamalkan, mendakwahkan, dan sabar dalam memperjuangkan Islam. Allah berfirman,

والعصر, إن الإنسان لفي خسر, إلا الذين امنوا وعملواالصالحات وتواصوابالحق وتواصوابالصبر

“Demi waktu, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan kebaikan, dan saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.” (Qs. Al-‘Ashr: 1-3)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah..
Kemerdekaan Indonesia yang begitu susah payah diraih, ternyata hanyalah romantisme sejarah semata. Karena hari ini kita lihat dan rasakan, 64 tahun hanyalah peralihan dari satu penjajahan kepada berbagai penjajahan lainnya. Betapa tidak, dahulu para pahlawan kita hanyalah menghadapai penjajahan militer. Tetapi sekarang, bangsa Indonesia menghadapi multi penjajahan, dari penjajahan ekonomi, budaya, moral, sampai pemikiran. Bahkan bentuk penjajahan seperti ini lebih besar bahayanya daripada penjajahan militer, karena bahaya yang ditimbulkan jauh lebih komplek dan berdaya rusak tinggi. Bukan fisik yang dirusak, tetapi pola pikir. Itulah yang dinamakan ghazwul fikri (perang pemikiran).

Dalam masalah ekonomi, sampai hari ini kita belum bisa melepaskan krisis dan ketergantungan kepada hutang luar negeri. Bidang budaya, identitas keislaman dan ketimuran bangsa Indonesia terlebur dengan budaya Barat yang menghegemoni. Dalam bidang moral, mulai anak TK sampai mahasiswa, masyarakat sampai pejabat, tidak jarang kita saksikan pemandangan biasa dari tradisi korupsi, pornografi, pornoaksi, bahkan bangga menjadi lesbi, waria, dan wanita tuna susila. Krisis yang paling parah yang melanda kaum muslimin hari ini adalah krisis pemikiran, dimana budaya dekadensi moral tersebut dibenarkan atas nama hak asasi manusia. Maka benarlah apa yang disabdakan Rasulullah saw,

اصبروا فإنه لا يأتي عليكم زمان إلا الذي بعده شر منه حتى تلقوا ربكم

“Bersabarlah kalian, maka sesungguhnya tidak akan datang kepada kalian sebuah zaman, kecuali zaman tersebut lebih rusak dari sebelumnya, sampai kalian menemui Tuhan kalian.” (HR.Bukhari).

Maka menjadi pilihan bagi kita, apakah kita akan mengikuti zaman dengan warna kemaksiatan dan menjadi budak zaman? Atau justru mewarnai zaman dengan warna keshalehan dan menjadi manusia merdeka yang terbebas dari nafsu dunia, yang hanya menghambakan kepada Allah ta’ala? Itulah sejatinya tugas manusia sebagai khalifah di bumi, untuk mewarisi bumi dan memakmurkannya dengan aturan dan celupan Allah,

صبغة الله ومن أحسن من الله صبغة ونحن له عابدون

“Celupan (agama) Allah. Siapa yang lebih baik celupannya daripada Allah? Dan kepada-Nya kami menyembah.” (Qs. Al-Baqarah: 138).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah..
Dalam memaknai kemerdekaan ini, marilah kita memposisikan diri sebagai hamba Allah yang taat dan beradab, bersuka ria tanpa harus lupa dari semangat kemerdekaan hakiki. Oleh karena itu, sejatinya seorang muslim seharusnya melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

1. Mensyukuri nikmat kemerdekaan bukan mengenang kemerdekaan. Kemerdekaan adalah kenikmatan dari Allah. Setiap nikmat itu menjadi pembuka atau penutup pintu nikmat lainnya. Kita sering menginginkan nikmat, padahal rahasia yang bisa mengundang nikmat adalah syukur atas nikmat yang ada. Mengenang adalah terlena dengan romantisme sejarah, sedang bersyukur merupakan gairah pengundang kenikmatan yang lebih besar.

لئن شكرتم لأزيدنكم

“Jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (kenikmatan tersebut) kepada kalian.” (Qs. Al-Hijr: 7).

2. Bebas dari perbudakan nafsu, karena nafsu akan melenyapkan kemerdekaan itu sendiri. Nafsu akan membawa manusia kapada dosa-dosa dan kedzaliman. Bila ke kedzaliman terus berlangsung, Allah swt akan mencabut keberkahan. Bila keberkahan tidak ada, maka penderitaan akan terus menimpa negeri kita. Nafsu akan menyeret manusia kepada kerakusan. Kerakusan melahirkan kekejaman terhadap kemanusiaan. Tidak sedikit pembantaian terhadap kemanusiaan terjadi hanya karena karakusan terhadap harta dan kekuasaan. Nafsu membuat manusia menjadi sekedar binatang. Bila manusia lebih didominasi oleh kebinatanganya, ia akan lebih kejam dan lebih parah dari binatang. Allah berfiman:

أولئك كالأنعام بل هم أضل

“Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat (dari binatang ternak).” (Qs. Al-A’raf: 179).

3. Tidak diperbudak dunia. Jika kita jadi budak dunia, maka ia akan sibuk dengannya, dan melupakan Allah swt yang memberikan kemerdekaan ini. Cinta dunia mematikan hati nurani. Seringkali hati menjadi keras karena mengagungkan dunia. Sebab dengan mengagungkan dunia, ia akan lupa kepada akhirat. Karenanya dalam Al Qur’an Allah swt berfirman,

بل تؤثرون الحياة الدنيا والاخرة خير وأبقى

“Sedangkan kamu memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal.”

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah..
Tidak lama lagi bulan ramadhan tiba, inilah saatnya kita meraih kemenangan. Kemenangan iman atas nafsu dan dunia, karena pada bulan ini dibukakan pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggunya syetan-syetan. Rasululllah saw. bersabda,

إذا دخل شهر رمضان فتحت أبواب السماء، وغلقت أبواب جهنم، وسلسلت الشياطين

“Apabila ramadhan datang, maka dibuka pintu-pintu langit, ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggu syetan-syetan.” (HR. Bukhari).

بارك الله لى ولكم فى القرآن العظيم، ونفعنى وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم
وتقبل منى ومنكم بتلاوته إنه هو السميع العليم، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم

Khutbah Kedua
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له, وأن محمدا عبده ورسوله, صلى الله عليه وعلى اله وصحبه وسلم. وبعد.
فيا أيها الناس, اتقوالله حق تقاته, فقد فاز من اتقى, وقد خاب من طغى. ياأيها الذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما.
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات, والمؤمنين والمؤمنات, الأحياء منهم والأموات, إنك سميع قريب مجيب الدعوات, امين يا قاضي الحاجات. اللهم اجعلنا من مقيمى الصلاة والزكاة والصوم, من عبادك الصالحين حتى أتانا اليقين, برحمتك يا أرحم الراحمين. ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة, وقنا عذاب النار. عباد الله ! إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذى القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي لعلكم تذكرون, فاذكرواالله يذكركم, واشكروا على نعمه يزدكم, ولذكرالله أكبر. أقيمواالصلاة !

0 komentar: